Konfigurasi Pola Pengoperasian Terhadap Efisiensi Pembangkit

Pembebanan Unit

Secara general efisiensi unit secara keseluruhan akan meningkat sejalan dengan meningkatnya pembebanan unit. Gambar 1, merupakan ilustrasi dari korelasi antara efisiensi unit dengan pembebanan unit.

load-graphicGambar 1. Grafik Load Factor Terhadap Efisiensi

Grafik pada garnbar 1 di atas, bersifat sangat individual sehingga setiap unit memiliki grafiknya sendiri-sendiri. Dalam contoh diatas, terlihat bahwa unit tersebut akan memiliki fungsi paling optimun bila dibebani maksimum, sehingga grafik semacam ini dapat dipakai sebagai acuan manakala diharuskan menentukan konfigurasi yang tepat dalam pernbebanan unit-unit yang beroperasi.

Sebagai contoh dalam sebuah industri pembangkit memiliki 3 unit dengan kapasitas masing-masing sebesar 1000 MW. Kemudian P2B meminta agar industry pembangkit tersebut online pada jaringan dengan beban 2500 MW
Bagaimanakah konfigurasi pembebanan yang tepat bagi kedua unit tersebut?

Apakah 1 unit dibebani 1000 MW sedangakan yang lainnya masing-masing 750 MW? Atau apakah 2 unit masing-masing dibebani 2000 MW sedang sisanya 500 MW? Maka untuk memperoleh konfigurasi pembebanan yang optimum, grafik pada gambar 1 untuk masing-masing unit dapat digunakan sebagai acuan.

Berdasarkan kurva beban harian, umumnya demand akan turun pada saat lewat tengah malam. Misalnya apabila terdapat 4 unit dengan kapasitas masing-masing 100 MW dan pada siang hari seluruhnya beroperasi dengan beban total 350 MW. Tetapi ketika lewat tengah malam ternyata demand turun menjadi hanya 300 MW. Apakah sebaiknya keempat unit tetap dioperasikan pada beban parsial? Ataukah tidak sebaiknya hanya mengoperasikan 3 unit dengan beban penuh sementara satu unit dimatikan (hot banking) untuk di start lagi
menjelang fajar ? Bila ternyata pilihan mematikan satu unit masih lebih menguntungkan, unit manakah yang harus dimatikan ? Grafik pada gambar 1 dengan perbandingan biaya startup dapat menjawab semua pertanyaan tersebut.

Pick Load Operation

Pada kondisi yang lain, ada kalanya industri pembangkit diminta untuk memenuhi kebutuhan demand hanya dalam waktu yang relatif singkat misalnya hanya untuk selama 2 jam. Sebagai contoh, misal sebanyak 4 unit dengan kapasitas masing-masing 100 MW, dimana 3 unit
beroperasi dengan beban maksimum guna memasok demand sebesar 300 MW sedang 1 unit stop. Tiba-tiba demand bertambah sebesar 30 MW hanya untuk jangka ± 2 jam dan harus memenuhi kebutuhan tersebut. Apakah harus menjalankan unit yang stop atau terdapat cara lain untuk memenuhi demand tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini maka dibutuhkan data dan pengetahuan yang
cukup tentang karakter unit.

Umumnya setiap unit dapat dibebani extended load. Bila ternyata extended load dari ketiga unit dapat memenuhi kebutuhan demand, berarti tidak perlu menjalankan unit yang stop. Namun perlu diingat bahwa extended load umumnya berakibat berkurangnya efisiensi unit. Bila ternyata pengurangan efisiensi akibat extended load selama 2 Jam masih lebih menguntungkan dibanding biaya start yang harus
dikeluarkan untuk menjalankan unit yang stop, maka pengoperasian dengan extended load merupakan pilihan yang dapat dipertimbangkan.
Tetapi apabila dengan extended load temyata masih belum mencukupi demand, dapat dipikirkan cara lain yaitu dengan me-non-aktifkan satu pemanas awal air pangisi tekanan tinggi tingkat akhir. Dengan cara ini akan diperoleh daya turbin yang lebih tinggi dengan
mengorbankan efisiensi unit. Tetapi sebelum malaksanakan cara ini harus diyakinkan dulu apakah boiler, turbin, generator dari alat bantu lainnya rnemungkinkan untuk mengemban
tugas tersebut.

Sumber : Efficiency Optimization

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *