|

Faktor Pengaruh Unjuk Kerja Kondensor

Faktor unjuk kerja pada kondesor secara umum dimonitoring melalui perubahan pada tekanan vakum (negatif), dimana perubahan tekanan pada kondensor akan mempengaruhi efisiensi dan kemampuan turbin. Apabila tekanan vakum pada kondensor lebih rendah maka unjuk kerja dan efisiensi turbin akan meningkat, begitu juga sebaliknya apabila tekanan vakum tinggi (mendekati positif) maka proses terjadinya kondensasi akan berjalan lambat dan sebagian uap exhaust dari LP Turbine yang dalam keadaan saturated (X=0,72) tidak seluruhnya dilepaskan ke kondensor sehingga akan mengakibatkan korosi pada stage terakhir di LP turbine. Oleh karena itu menjaga unjuk kerja kondensor agar tetap optimal sangatlah diperlukan agar pengoperasian pembangkit dapat berjalan secara maksimal dan efisiensi unit dapat dipertahankan.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi unjuk kerja kondensor diantaranya adalah :

Kebersihan permukaan tube sisi air pendingin :

Kotoran-kotoran yang terbawa oleh air pendingin dari laut, sungai atau cooling tower akan menempel dipermukaan dalam tube, water box, pipa dan sebagainya. Kotoran ini akan menghambat transfer panas dari uap ke air pendingin dan akhirnya tekanan kondensasi menjadi tinggi, disamping itu kotoran ini juga dapat menghambat atau memperkecil flow air pendingin.

Kebersihan permukaan tube sisi uap :

Pada umumnya permukaan tube sisi uap akan tetap bersih karena disebabkan oleh temperatur dan tekanan dari LP Turbine exhaust, akan tetapi pada saat dioperasikan terdapat kemungkinan permukaan tube kondensor dilapisi oleh gas-gas yang tidak mengembun (noncondensable gas) sehingga menghambat transfer panas dari uap ke air pendingin. Desain kondensor yang baik akan memperhitungkan akibat ini sehingga gas-gas tersebut akan tersapu oleh aliran uap  .

Flow air pendingin :

Flow air pendingin yang tidak sesuai atau kurang dari standart design akan mengurangi kemampuan pendinginan sehingga temperatur dan tekanan kondensasi akan menjadi naik. Berkurangnya flow air pendingin dapat diakibatkan oleh kemampuan pompa air pendingin yang tidak efisien, adanya hambatan pada saluran akibat valve tidak terbuka penuh, adanya sampah/kotoran pada pipa dan saringan, atau karena level air laut/ sungai / cooling tower lebih rendah dari standart design.

Temperatur air pendingin :

Temperatur air pendingin yang berasal dari laut dan sungai sangat dipengaruhi oleh cuaca/musim, berbeda dengan air pendingin yang diambil dari cooling tower derajat temperaturnya dipengaruhi oleh performance cooling tower serta temperatur udara luar sebagai media pendinginnya .

Udara/Gas  dalam air pendingin :

Udara/gas yang terjebak didalam tube kondensor akan menyebabkan kurang optimalnya kontak langsung antara air pendingin dengan permukaan tube kondensor sehingga transfer panasnya kurang baik . Udara/gas yang terjebak ini harus dibuang melalui venting .

Udara/gas dalam uap serta kemampuan peralatan pembuat vakum  :

Dalam kondisi normal semua uap yang masuk kedalam kondensor akan terkondensasi seluruhnya. Sedangkan pada temperatur operasional kondensor, udara/gas yang terbawa oleh uap tidak dapat mengembun dan akan mengakibatkan naiknya tekanan kondensasi. Udara/gas yang tidak mengembun ini akan dihisap dan dibuang oleh peralatan pembuat vakum (steam ejektor atau vakum pump). Udara/gas yang terlalu banyak atau kemampuan peralatan pembuat vakum yang tidak optimal akan menyebabkan tekanan kondensasi naik .

Level Air Kondensat :

Level air kondensat yang terlalu tinggi  akan menggenangi sebagain tube kondensor pada sisi bawah, sehingga akan mengurangi luas permukaan pendingin karena uap tidak dapat menyentuh bagian tube yang tergenang tersebut, dan pada akhirnya temperatur dan tekanan kondensasi akan menjadi naik.

Refrensi :

Efisiensi Pengoperasian Unit PLTU Modul 3, Indonesia Power

Heat Rate Hand Book, Southern Company

Featured Image taken from Deviantart

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *