Konsep Umum Analisa Heat Rate

Heat Rate merupakan parameter yang umum digunakan untuk menilai efisiensi suatu power plan. Heat rate menunjukkan jumlah kalori/panas yang dibutuhkan untuk menghasilkan per kWh listrik dari generator. Semakin besar nilai Heat Rate maka semakin jelek efisiensi power plan, dan sebaliknya semakin kecil nilai Heat Rate maka semakin efisien power plan tersebut.

Berdasarkan stamdart Output yang digunakan sebagai dasar perhitungan, perumusan Heat rate dibagi menjadi dua macam, yaitu :

Netto Heat Rate  :  Yaitu perhitungan Heat Rate dengan menggunakan data kWh Netto dari Output generator. kWh Netto adalah jumlah dari travo generator setelah dikurangi pemakaian sendiri.
Gross Heat Rate :  yaitu perhitungan Heat Rate dengan menggunakan data Gross Generator Output (GGO). GGO adalah jumlah total output kWh dari travo generator

Untuk  melihat  perkembangan  kondisi  efisiensi  unit,  berdasarkan  Buku  EPRI  “Heat  Rate Improvement Reference Manual” maka perlu dibandingkan antara Heat Rate Reference dengan kondisi Heat rate aktual. Sehingga apabila semakin besar gap yang dihasilkan maka semakin besar pula degradasi efisiensi dari power plant tersebut.

Sebagai data pembanding maka digunakan dua jenis refrensi sebagai berikut :
As Bulit Heat Rate : yaitu data‐data heat rate dari Commisioning test atau Best Performance test setelah rehabilitasi. Data ini digunakan sebagai sumber data utama untuk reference data.
As Design Heat Rate  :  yaitu data‐data heat rate dari Design Power Plan Document. Data ini digunakan jika terdapat data yang tidak ditemukan pada data As Built Heat Rate.

Dalam menganalisa kontribusi tiap equipment dalam kenaikan Heat Rate, maka perlu dipetakan besarnya sumbangan kenaikan heat rate tiap equipment. Sehingga untuk memetakanya maka dibuatlah Pareto Heat Rate yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan Heat Rate Gap Analysis dan setelah itu diambil beberapa kontributor terbesar naiknya Heat rate, kemudian dilakukan analisa Root Caused dengan menggunakan rujukan Heat Rate Logic Tree dari buku  EPRI “Heat Rate Improvement Reference Manual”. Dari Root Caused tersebut selanjutnya dilakukan penyusunan tidak lanjut (Action Plant/idea generation) baik berupa perubahan prosedure/insruksi kerja, atau strategi dalam maneuver operasi dan program pemeliharaan.

Dengan melakukan Heat Rate Gap Analysis diharapkan akan terjadi perbaikan heat rate yang signifikan pada power plant, karena program‐program yang dilaksanakan bisa lebih tepat sasaran, sehingga akan membawa hasil yang lebih optimal.

Pangsor Tangsi, September 12, 2014

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *