|

Proximate Analysis

Proximate analysis merupakan suatu analisis yang dilakukan terhadap sampel batubara untuk menentukan kandungan air (moisture), zat terbang (volatile matter), abu serta karbon tetap (fixed carbon), yang penjelasannya adalah sebagai berikut :

Kandungan Air (Moisture)

Air atau moisture yang terkandung dalam batubara terbagi menjadi tiga macam yaitu :

1. Free Moisture

Semua batubara mengandung free moisture dalam jumlah tertentu, yang pada umumnya disebabkan oleh air bawah tanah yang bergabung dalam proses pembentukan batubara serta semprotan-semprotan air pada proses-proses pencucian maupun berasal dari hujan dan salju. Pada kebanyakan analisis, free moisture ditetapkan sebagai langkah pertama untuk memeperoleh total moisture, termasuk bagian yang menguap ketika sampel dalam proses menuju keseimbangan dengan udara sekitar.

Free moisture dinyatakan dalam presentase dan diukur dari berkurangnya berat sampel antara 5 – 15 kg, hal ini dilakukan dengan cara menempatkan sampel pada udara yang bersikulasi bebas pada temperatur kurang dari 15 0C diatas temperatur ambient selama 16 sampai 24 jam. Sampel tersebut kemudian disebarkan dengan rata sehingga memiliki ketebalan penampang sekitar 2,5 cm dan apabila sampel batubara memiliki tingkat kebasahan yang lebih tinggi maka waktu pengeringan mungkin meningkat sampai melebihi 24 jam.

2. Inherent Moisture

Diukur dengan mengukur kehilangan berat jika 1 kg sampel dipanaskan dalam oven sampai 105 0C – 110 0C selama 5 – 6 jam dalam aliran udara lambat.

3. Air – Dry Moisture

Untuk menetapkan kandungan air dari sampel laboratorium dalam rangka melakukan analisa secara umum maka dapat dilakukan dengan cara  mengeringkan 1 gram sampel dalam suatu oven vakum menggunakan cara yang sama dengan free moisture dan selanjutnya menimbang secara langsung kandungan air yang diserap oleh absorbent (alat penyerap) dari gas nitrogen kering yang dilewatkan pada batubara di dalam tabung pemanas. Jika batubara dipanaskan di udara pada suhu lebih dari 100 0C tetapi dibawah titik nyalanya maka akan terjadi perubahan lain selain hilangnya uap air yang meliputi :

  • Kehilangan berat sehubungan dengan evolusi gas-gas serta terurainya batubara.
  • Bertambahnya berat sehubungan dengan pembentukan peroksida padat. Pemakaian Nitrogen untuk mengeluarkan Oksigen dapat mencegah terjadinya hal ini.

Abu (Ash)

Ada tiga tipe abu yang diperoleh saat analisa, yaitu :

1. Abu Inherent (inherent ash)

Abu inherent adalah kandungan abu yang tidak dapat dihilangkan dengan metoda pembersihan apapun. Abu inherent boleh dianggap sama seperti unsur-unsur pokok mineral dari bahan tumbuhan pada saat batubara diperoleh, dan ditambah dengan endapan (lumpur) dimana tumbuhan itu tumbuh.

2. Abu campuran (associated ash)

Abu campuran terdapat pada lapisan betubara dalam bentuk pola “bercak-bercak”, dan diantaranya terdiri dari semacam zat mineral yang belum terpisahkan dari bongkahan-bongkahan batubara selama penambangan

3. Adventitous ash

Adventitous ash tidak terdapat pada lapisan batubara, akan tetapi berasal dari lantai atau atap tambang yang tergantung pada kondisi geologis setempat. Adventitous ash mungkin berupa lempung (tanah liat) tahan api atau serpihan carbon dari tanah liat yang mengendap pada air dangkal dilokasi tambang batubara.

Zat Terbang (Volatile Matter)

Zat terbang dipakai sebagai pedoman dalam sistem klasifikasi batubara karena zat terbang dapat mencerminkan tipe batubara serta karakteristiknya dalam suatu proses pembakaran. Pengukuran dilakukan dengan cara memanaskan 1 gram sampel betubara dalam wadah peleburan dengan suhu 900 0C selama 7 menit tanpa kontak langsung dengan udara. Dihitung berdasarkan berkurangnya berat setelah dikurangi dengan pengurangan berat karena hilangnya uap air. Zat terbang terdiri dari hidrogen dan nitrogen yang ada dalam batubara dan campuran organik yang amat kompleks dari unsur kimia.

Karbon Tetap (Fixed Carbon)

Karbon tetap adalah zat yang tidak menguap dan tersisa setelah kandungan moisture, volatile matter (zat terbang) dan kadar abu dihilangkan. Fixed carbon didapatkan dengan formula sebagai berikut.

Fixed Carbon = 100 % – % Moisture – % Volatile Matter – % Abu.

Sulfur (belerang) dihitung terpisah, namun terkadang dihitung pada saat penentuan nilai kalor batubara.

Malam senin @Cipatuguran

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *