|

Nilai Kalor Batubara

Nilai kalor adalah ukuran dari energi panas dalam batubara yang digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan harga batubara. Nilai kalor adalah banyaknya panas yang dapat dilepaskan oleh setiap kilogram batubara jika dibakar sempurna. Dalam sistem S.I, nilai kalor dinyatakan dalam satuan KJ/Kg. Terdapat empat macam nilai kalor yang berbeda yaitu :

  1. Nilai kalor kotor pada volume konstan (Gcv  V).
  2. Nilai kalor bersih pada volume konstan (Ncv  V).
  3. Nilai kalor kotor pada tekanan konstan (Gcv  P)
  4. Nilai kalor bersih pada tekanan konstan (Ncv  P)

Bomb calorimeter adalah salah satu alat yang dipakai untuk mengukur nilai kalor kotor pada volume konstan, sedangkan nilai kalor yang lain selanjutnya akan dapat dihitung jika komposisi bahan bakar telah diketahui. Metode penentuan nilai kalor batubara menggunakan bomb calorimeter
dilakukan dengan membakar sejumlah kecil sampel batubara dalam oksigen didalam sebuah cawan yang ditempatkan dalam bejana kalorimeter. Selanjutnya bejana beserta isinya ditempatkan didalam bejana berongga yang lebih besar dimana di dalam rongga dinding bejana diisi dengan air untuk membentuk jacket, hal ini bertujuan untuk memperkecil transfer panas antara bejana kalorimeter dengan lingkungan. Kemudian sampel batu bara tersebut dibakar dengan bantuan pemantik listrik, dan panas yang dilepaskan dari proses pembakaran sampel tersebut kemudian diukur dengan cara mengukur temperatur air dalam kalorimeter sebelum dan naiknya suhu dikalikan dengan panas jenis air.

Kata gross (kotor) pada penilaian kalor batubara mengandung pengertian bahwa panas laten penguapan dari air yang terdapat dalam batu bara ditambah panas laten dari air yang terbentuk selama pembakaran boiler. Kata net (bersih) menandakan bahwa panas laten untuk membentuk uap air tidak diperhitungkan dalam harga nilai kalor karena panas laten ini terbuang dalam bentuk uap air. Secara aktual panas laten dari uap air ini tidak bisa diperoleh kembali dalam kondisi operasi boiler, sehingga pabrik-pabrik pembuat boiler harus menyatakan harga efisiensi boiler berdasarkan nilai kalor bersih (net calorofic value), dan efisiensi ini sekitar 4% lebih tinggi harga efisiensi yang dihitung berdasarkan nilai kalor kotor (grosscalorofic value).Hal ini harus diperhitungkan bila akan membandingkan harga efisiensi boiler yang satu dengan boiler yang lain.

Proses pembakaran batu bara dalam sebuah bomb calorimeter berbeda dengan proses pembakaran batu bara dalam boiler. Proses pembakaran dalam bomb calorimeter berlangsung pada volume konstan sedang proses pembakaran pada boiler berlangsung pada tekanan konstan. Bila proses pembakaran berlangsung pada tekanan konstan, maka gas hasil pembakaran harus bebas memuai sehingga melakukan kerja (work), dengan demikian nilai kalor kotor pada tekanan konstan akan lebih tinggi dari pada nilai kalor yang diperoleh dari bomb calorimeter bila panas ekivalen dengan kerja (work) diperhitungkan. Selain itu ada beberapa rumus yang dipakai untuk menghitung nilai kalor bahan bakar, tetapi untuk hal ini perlu dilakukan analisa dengan metode ultimate.

Malam minggu @Pelabuhanratu

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *